Galau Berlebihan Bisa menjadi Gangguan Psikosomatis, lho!
Pikiran dapat menjadi bumerang bagi kesehatan. Hati-hati dengan pikiran kita, karena kita adalah apa yang kita pikirkan. Berikut sebagai gambaran gangguan psikosomatis yang di alami beberapa klien
Kasus Psikosomatis 1
Kondisi psikosomatis dengan keluhan Maag, Gerd dan Gangguan Asam Lambung
Contoh gangguan psikosomatis seperti yang dialami Heru. Pria 38 tahun ini dirujuk ke Poli Jiwa dan Poli Penyakit Dalam dengan keluhan maag dan sakit di dada. Keluhan makin terasa menyiksa ketika obat maag dari dokter tidak lagi mempan mengatasi nyeri lambungnya.
Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh tidak ditemukan gangguan pada karyawan yang hobi bermain saham ini. Ahli penyakit dalam menduga Heru mengalami gangguan psikosomatis dan merujuknya ke bagian jiwa.
Dari hasil wawancara, diketahui Heru selalu memikirkan sahamnya dan takut kehilangan uang tersebut. Ia memiliki latar belakang keluarga yang pas-pasan, sehingga uang sangat berarti baginya. Beban pikiran itu bermanifestasi menjadi keluhan fisik berupa nyeri lambung.
Kasus Psikosomatis 2
Kondisi psikosomatis dengan keluhan sakit badan dan takut penyakit jantung
Berkali-kali, Maya (36 tahun) mengeluhkan nyeri pada bagian bahu, dada, dan leher. Waspada akibat gejala penyakit jantung, Maya memeriksakan diri ke dokter.
Setelah menjalani proses pemeriksaan menyeluruh ternyata tidak ditemukan kelainan. Belakangan, baru diketahui penyebab nyeri di dadanya adalah kecemasan dan rasa depresi karena mengalami tekanan pekerjaan yang berat di kantor.
Apa yang Maya alami dalam bidang medis disebut dengan psikosomatis. Dasar gangguan psikosomatis adalah depresi dan cemas. Psikosomatis biasanya ditkitai dengan keluhan-keluhan di sistem organ yang dipengaruhi sistem saraf otonom. Selain itu, psikosomatis juga berisiko pada pria dan wanita berusia 20 hingga 40 tahun.
Akibat Pikiran
Kita adalah apa yang kita pikirkan. Pendapat itu ada benarnya. Banyak keluhan atau penyakit yang berawal dari beban pikiran. Salah satunya bisa menimbulkan gangguan psikosomatis. Berdasarkan data dari Departemen Penyakit Dalam FKUI, 15-30 persen orang meninggal dunia karena gangguan psikosomatis di Jakarta.
Penyakit psikosomatis adalah kondisi psikologis dan emosional yang menimbulkan gangguan fisik. Dalam ilustrasi kasus di atas, perasaan takut kehilangan uang memengaruhi kondisi tubuh Heru. Gangguan psikosomatis harus dibedakan dengan perasaan grogi atau demam panggung. Grogi hanya menyebabkan perasaan tidak nyaman sesaat, yaitu ketika kejadian yang membuat grogi sedang berlangsung.
Ciri khas gangguan psikosomatis adalah adanya keluhan fisik yang berulang dalam jangka waktu lama, meski secara diagnosis penderita dinyatakan baik-baik saja.
Tak hanya lambung, seluruh organ tubuh bisa kena imbasnya. Bahkan, pada kasus gangguan psikosomatis yang berat, penderita bisa mengalami kebutaan, masalah kelamin, atau masalah seksual seperti susah ereksi dan ejakulasi. “Ini yang disebut pseudoneurogical, tahap di mana beban pikiran memengaruhi saraf tubuh,” katanya.
Penyebab gangguan psikosomatis adalah beban pikiran yang tidak bisa keluar atau disalurkan. Contohnya, karena si penderita tidak punya teman untuk curhat, sehingga menyimpan beban pikirannya.
Jika anda mengalami hal serupa dengan gangguan psikosomatis di atas, segeralah berkonsultasi pada praktisi yang anda percaya. Atau jika ingin ditangani dengan hipnoterapi silakan klik Klinik Hipnoterapi